Pada hari Sabtu tanggal 18 Januari 2025 Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Jepara melakukan kunjungan Studi Tiru ke RSU Islam Klaten. Dalam kunjungan tersebut YARSI didampingi oleh jajaran Direksi RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Kegiatan Studi Tiru ini diagendakan oleh YARSI dalam rangka untuk “ngangsu kaweruh” terkait dengan tata kelola dan hubungan kerja antara Yayasan dengan manajemen Rumah Sakit. Disamping juga upaya “ATM” dari jajaran Direksi RS terkait apa saja pelayananan yang bisa dikembangkan di RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Rombongan Studi Tiru diterima secara langsung oleh Direktur Utama RSU Islam Klaten dr Sutrisno, M.Kes bersama jajaran Direksi plus Direktur RSU Islam Boyolali, juga pengurus Yayasan Jamaah Haji (YJH) Klaten.
Dalam sambutannya dr. Sutrisno menyampaikan bahwa RSU Islam Klaten merasa terhormat menjadi pilihan kegiatan Studi Tiru YARSI.
“Alhamdulillah dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami. Bagi kami Studi Tiru ini adalah ajang untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Bapak dan Ibu adalah cara bagi kami untuk terus belajar”, ujar beliau.
Hal tak jauh berbeda disampaikan oleh Ketua YARSI, Bapak Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH. Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa YARSI dan Direksi RS tidak salah memilih RSU Islam Klaten sebagai destinasi Studi Tiru.
“Kami tidak salah pilih dengan menjadikan RSI Klaten sebagai tujuan Studi Tiru kami. Meskipun secara usia kita “unda-undi”, tetapi kami melihat bahwa RSI Klaten ini telah tumbuh begitu pesat dan mengalami kemajuan di bidang manajemen dan pelayanan. Insyaallah dan semoga kami bisa menyusulnya”, pungkas beliau.
Sebagai informasi bahwa RSU Islam Klaten didirikan pada tanggal 19 September 1986. Sementara RSI Sultan Hadlirin Jepara diresmikan operasionalnya pada 20 Desember 1989. Istimewanya kedua Rumah Sakit ini pada awal berdirinya merupakan aspirasi dari jamaah haji.
Dalam kegiatan Studi Tiru ini terjadi diskusi yang cukup intens antara Yayasan juga Direksi Rumah Sakit dengan Manajemen dan juga Yayasan RSU Islam Klaten. Mulai dari hal terkait dengan tata kelola Yayasan, kiat-kiat pengelolaan Yayasan yang profesional hingga tata kelola keuangan RS. Tak ketinggalan juga tips dan trik membantuk SDM yang menjunjung nilai-nilai Islam dan “softskill” agar pasien betah dan merasa nyaman selama dirawat.
Tak ketinggalan juga dibicarakan bagaimana kiat-kiat menghadapi perubahan regulasi BPJS Kesehatan dan juga bagaimana agar RS bisa tetap bertahan di era perubahan yang sangat dinamis dan cepat.
Semoga kegiatan Studi Tiru ini akan membawa kebaikan dan keberkahan bagi YARSI dan juga “civitas hospitalia” RSI Sultan Hadlirin Jepara.