Peringatan halalbihalal 1446 H. di Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin menjadi momen yang sarat makna, tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga ruang refleksi spiritual. Dalam kesempatan tersebut, Kiai Nasikin mengingatkan bahwa kegiatan ngaji sejatinya bukanlah tempat untuk mencari kesalahan orang lain, melainkan sarana introspeksi dan perbaikan diri. Ia juga mengatakan puasa ramadan merupakan momen menjalani laku tobat dan penyucian diri selama satu bulan penuh. Dalam pandangan Kiai Nasikin, keberhasilan ibadah ini akan tampak saat Idulfitri atau bulan Syawal, yang menjadi semacam cermin: apakah seseorang setelah Ramadan berubah seperti ulat yang menjelma menjadi kupu-kupu, atau justru tetap seperti ular yang tidak mengalami perubahan., (Rabu siang, 16 April 2025).
“Ngaji itu bukan untuk mencari kesalahan orang lain. Justru kita diajak untuk sadar akan kekurangan kita sendiri dan mau memperbaikinya,” ujar Kiai Nasikin dalam tausiyahnya.
Ia juga mengupas makna hakiki dari halalbihalal, yang menurutnya ditandai dengan musafahah atau saling bersalaman sebagai simbol keikhlasan dan kesiapan untuk memaafkan.
Dalam ceramahnya, Kiai Nasikin mengangkat kisah Nabi Yunus yang dilemparkan ke laut karena dianggap sebagai penyebab musibah di atas kapal. Namun, ia menekankan bahwa kisah tersebut bukan untuk menyudutkan, melainkan menjadi cermin bersama.

“Kalau di satu instansi, perusahaan, atau bahkan rumah sakit ada yang tidak rukun, tidak kompak, maka pemimpinnya bisa kewalahan. Dampaknya dirasakan oleh semua,” tuturnya.
Ia pun berharap agar Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin bisa menjadi tempat yang penuh keberkahan melalui kekompakan tim dan pelayanan yang tulus kepada masyarakat.
“Kalau semua petugasnya baik dan kompak, insya Allah keberkahan akan terus mengalir di rumah sakit ini. Amin ya Rabbal ‘alamin,” pungkasnya.
Kiai Nasikin juga mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “al-barokah ma’al jamaah”, yang artinya keberkahan hadir bersama kebersamaan. Ia menegaskan pentingnya menjaga silaturahmi dan mempererat kerja sama dalam setiap lini organisasi.
“Yang sakit insya Allah mendapatkan berkah, petugasnya juga mendapat berkah,” ujarnya penuh keyakinan
“Keberkahan dari Allah SWT sering kali turun ketika umat Islam bersatu dalam kebersamaan. Dalam jamaah mencerminkan persatuan, kerja sama yang membawa kebaikan dan rahmat dari Allah,” tandasnya.
Suasana halalbihalal di Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin, di mana Kiai Nasikin menyampaikan tausiyah penuh makna tentang pentingnya introspeksi diri dan menjaga kebersamaan dalam organisasi.